Nama : Cynthia Manurung
Kelas : IA17
NPM : 52414474
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Pipit Fitriyah
Kelas : IA17
NPM : 52414474
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Pipit Fitriyah
A. Individu
Kata berasal dari kata latin yakni kata individuum,
yang memiliki arti “yang tak terbagi”, jadi individu adalah suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen. Sehingga manusia yang seperti itu sering disebut “orang seorang” atau
“manusia perorangan” ,individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan
sosialnya melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik tentang dirinya, akan tetapi dalam banyak hal ada pula
persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dan orang
lain.
Manusia dikatakan menjadi individu apabila pola tingkah lakunya sudah bersifat spesifik didalam dirinya dan bukan lagi menuruti pola tingkah laku yang umum.Dalam hubungan ini dapat dicirikan,apabila manusia dalam tindakan-tindakannya menjurus kepada kepentingan pribadi,maka disebut manusia sebagai makhluk individu. Sebaliknya,apabila tindakan-tindakannya merupakan hubungan dengan manusia lainya,maka manusia itu dikatakan makhluk sosial.Selama perkembangan manusia menjadi individu,ia pun mengalami bahwa pada dirinya dibebani beberapa peranan.Peranan-peranan ini terutama dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia yang disebut makhluk sosial.Tidak jarang dapat timbul konflik pada diri individu,karena tingkah laku yang spesifik dalam diri bercorak atau bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat.
Manusia dikatakan menjadi individu apabila pola tingkah lakunya sudah bersifat spesifik didalam dirinya dan bukan lagi menuruti pola tingkah laku yang umum.Dalam hubungan ini dapat dicirikan,apabila manusia dalam tindakan-tindakannya menjurus kepada kepentingan pribadi,maka disebut manusia sebagai makhluk individu. Sebaliknya,apabila tindakan-tindakannya merupakan hubungan dengan manusia lainya,maka manusia itu dikatakan makhluk sosial.Selama perkembangan manusia menjadi individu,ia pun mengalami bahwa pada dirinya dibebani beberapa peranan.Peranan-peranan ini terutama dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia yang disebut makhluk sosial.Tidak jarang dapat timbul konflik pada diri individu,karena tingkah laku yang spesifik dalam diri bercorak atau bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat.
B. Keluarga
- Pengertian Keluarga (bahasa Sanskerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang berarti “anggota”) adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai
kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar
individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu
tersebut.
Keluarga adalah
kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan
wanita, perhubungan itu sedikit banyak berlangsung lama untuk
menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang
murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami-istri dan
anak-anak yang belum dewasa.
Di Indonesia sendiri,
keluarga telah diatur dalam berbagai peraturan atau undang-undang RI
nomor 10 tahun 1992 yang mendefinisikan keluarga sebagai berikut :
”Keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”.
- Proses Pembentukan Keluarga
Proses terbentuknya
keluarga harus melewati tahap-tahap yang harus dilalui oleh orang yang
akan membentuk lembaga keluarga. Tentunya tahaptahap itu harus sesuai
dengan karakteristik hukum dan adat yang berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan. Secara umum, tahap-tahap dalam membentuk lembaga keluarga
adalah sebagai berikut
Tahap Pre-Nuptual
Tahap Pre-Nuptual
Tahap ini merupakan
tahap persiapan sebelum dilangsungkannya perkawinan sesuai dengan adat,
kebiasaan, tata nilai, dan aturan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Bentuknya misalnya dapat berupa pelamaran, pertunangan, penentuan hari
perkawinan, dan lain-lain. Orang yang akan melangsungkan perkawinan
harus memenuhi segala persyaratan baik materiil maupun non-materiil.
Materiil misalnya berkaitan dengan mas kawin, dan sebagainya, sedangkan
non-materiil biasanya berkaitan dengan kesiapan psikis individu yang
akan melangsungkan pernikahan.
Tahap Nuptual Stage
Tahap Nuptual Stage
Tahap ini merupakan
tahap inti dilangsungkannya perkawinan yang berupa kesepakatan hidup
bersama untuk membina sebuah keluarga sesuai dengan apa yang
dicita-citakan.
Tahap Child Rearing Stage
Tahap Child Rearing Stage
Tahap ini merupakan
proses pemeliharaan anak-anak sebagai tanggung jawab dari sebuah
keluarga untuk membesarkan dan mendewasakan anak-anak, sehingga tercapai
tujuan keluarga yang bahagia sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Tahap Muturity Stage
Tahap Muturity Stage
Tahap ini merupakan
tahap lanjut dimana anak-anak mereka dari buah perkawinannya sudah
melangkah dewasa dan siap untuk melangsungkan perkawinan membentuk
keluarga baru.
- Fungsi Keluarga
Dalam buku Ilmu
Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakan bahwa
fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut
Pembentukan Kepribadian
Pembentukan Kepribadian
Dalam lingkungan
keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada
anak-anaknya, dengan tujuan untuk memproduksikan serta melestarikan
kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya.
Pengalaman-pengalaman
dalam interaksi sosial dalam lingkungan keluarga adalah suatu modal
dasar dalam membentuk kepribadian seseorang, dan turut menentukan pula
tingkah laku seseorang terhadap orang lain, dalam pergaulan di luar
lingkungan keluargnya.
- Erat kaitannya dengan butir a, keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat tertentu.
- Sebagai Jenjang dan Perantara Pertama dalam Transmisi Kebudayaan
Pada kelompok
masyarakat, peranan keluarga adalah maha penting sebagai transmisi
kebudayaan, sekalipun sudah ada perantara-perantara lain. Namun
demikian, sekarang peranan keluarga sebagai penyaluran (transmisi)
kebudayaan sudah tidak memadai lagi. Lembaga-lembaga nonformal ataupun
formal seperti sekolah-sekolah adalah perantara-perantara dalam bentuk
lain dalam transmisi kebudayaan.
Sebagai Lembaga Perkumpulan Perekonomian
Sebagai Lembaga Perkumpulan Perekonomian
Dalam masyarakat
biasanya terdapat sistem kekeluargaan yang sangat luas. Akan tetapi
kehidupan perekonomian masih belum berkembang. Pada kelompok-kelompok
masyarakat yang lebih kompleks tetapi belum masuk pada era masyarakat
industri, perekonomian mereka sudah mulai berkembang. Namun begitu
ikatan-ikatan kekeluargaan masih terjalin kuat dan sering mempengaruhi
atau menguasai bidang perekonomian mereka.
Sebagai Pusat Pengasuhan dan Pendidikan
Sebagai Pusat Pengasuhan dan Pendidikan
Dalam lingkungan
masyarakat, untuk keperluan pengasuhan dan pendidikan anak-anak (baik
laki-laki ataupun perempuan) dibangun balai pendidikan. Sistem
pendidikan semacam ini berlaku dalam lingkungan masyarakat suku
pedalaman atau pesisir di Irian Jaya, sebelum tahun 1960-an. Dalam
peradaban modern dewasa ini, sistem pendidikan seperti itu sudah jarang
didapat. Secara merata sistem pendidikan serupa itu telah diganti oleh
sekolah-sekolah.
C. Masyarakat
- Pengertian Masyarakat
Society atau masyarakat yang berasal dari kata Latin socius, yang artinya kawan. Istilah masyarakat dari bahasa Arab syakara yang artinya ikut serta, berpartisipasi.
Dalam arti luas yang
dimaksud masyarakat ialah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup
bersama dengan tidak dibatasi lingkungan, bangsa dan lain-lain. Atau:
Keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bermasyarakat.
Dalam arti sempit
masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek
tertentu umpamanya: territorial, bangsa, golongan dan sebagainya. Maka
ada masyarakat Jawa, masyarakat Sunda, masyarakat Minang dan lain-lain.
Bentuk-Bentuk Masyarakat Berdasar arti tersebut di atas, masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lam bertempat tinggal di suatu daerah yang tertentu dan mempunyai aturan (undang-undang) yang mengatur tata hidup mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama.
Masyarakat Sederhana
Dalam masyarakat
sederhana pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis
kelamin. Hal ini karena adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara
seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang
buas pada saat itu. Misalnya berburu atau menangkap ikan di laut yang
tercatat sebagai monopoli pekerjaan kaum lelaki. Sedangkan mengurus
rumah tangga, menyusui, mengasuh anak-anak, merajut, membuat pakaian,
dan bercocok tanam adalah pekerjaan orang perempuan.
Dengan demikian,
antara suami dan istri, antara sesama istri terjadi pembagian kerja
dengan kesepakatan yang dapat diterima satu sama lain.
Masyarakat Maju
Masyarakat Maju
1) Masyarakat Non Industri
a) Kelompok Primer
Kelompok Primer ini
disebut juga kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok
sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat,
lebih akrab. Sifat interaksinya bersifat kekeluargaan dan lebih
berdasarkan simpati. Pembagian kerja/tugas kelompok ini lebih
dititikberatkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan
berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Kelompok primer
ini adalah lain: keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok
agama, dan lain sebagainya.
b) Kelompok Sekunder
Antara anggota
kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsug, formal, juga
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi,
pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok diatur atas
dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Contoh-contoh
kelompok sekunder, seperti: partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2) Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja
bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin
tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.
Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri,
sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contoh: tukang roti, tukang
sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli
dinamo, mereka bekerja secara mandiri.
Tingkatan-Tingkatan Masyarakat
Ascribed Status
Tingkatan-Tingkatan Masyarakat
Ascribed Status
Ascribed status
adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras,
kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
Achieved Status
Achieved Status
Achieved status
adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha
yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan,
tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
Assigned Status
Assigned Status
Assigned status
adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan
masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha
dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan
kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Tingkatan-tingkatan
dalam masyarakat ini tidak akan menimbulkan kesenjangan social apabila
tiap lapisan melaksanakan perannya dengan baik. Meskipun demikian,
tingkatan-tingkatan ini akan menimbulkan banyak masalah di kemudian
hari. Dalam dewasa ini, tingkatan-tingkatan tersebut kurang terlalu
penting dalam kehidupan kemasyarakatan, karena masyarakat sekarang
hampir tidak mungkin untuk digolongkan menjadi beberapa tingkatan.
Mereka lebih kompleks daripada masyarakat terdahulu.
D. Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Aspek individu,
keluarga dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa
dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila
tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan
masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek
sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari
keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan
pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan
sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi
seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas.
Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah
dalam suatu masyarakat tersebut.
E. Problematika Individu, Keluarga dan Masyarakat
Masalah sosial muncul
akiba tterjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus
seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
- Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
- Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
- Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
- Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.
A. Kesimpulan
Individu adalah suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas.Keluargaadalah lingkungan yang terdapat beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah.Sementaramasyarakat adalah
kelompok manusia yang telah lam bertempat tinggal di suatu daerah yang
tertentu dan mempunyai aturan (undang-undang) yang mengatur tata hidup
mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama.
Untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan
masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek
sosialnya serta menumbuh kembangkan perilakunya.
Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
- Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
- Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
- Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
- Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.
Dalam bermasyarakat
ciptakanlah sikap saling tolong – menolong dalam hal kebajikan, agar
terciptanya sikap kekeluargaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003.Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
TIM Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012.IAD-ISD-IBD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press
Hartono dan Aziz, Arnicum. 2008.MKDU: Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tim ISBD UNESA. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surabaya: Unesa University Press
http://www.rangkumanmakalah.com/individu-keluarga-dan-masyarakat/
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003.Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
TIM Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012.IAD-ISD-IBD. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press
Hartono dan Aziz, Arnicum. 2008.MKDU: Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tim ISBD UNESA. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surabaya: Unesa University Press
http://www.rangkumanmakalah.com/individu-keluarga-dan-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar